Minggu, 25 Mei 2008

ALLAH MEMBERI BUKAN KARENA DOAMU

Terlambatnya pemberian Allah setelah engkau bersungguh – sungguh berdoa jangalah meyebabkan dirimu berputus asa, ketahuialah Allah menjamin doa yang kau panjatkan ( Tetapi )sesuai dengan pilihannya ( Kehendaknya ), bukan karena kehendakmu.”

Adab orang berdoa adalah memperhatikan tata kesopanan dan merendahkan hati. Permintaan yang kaulakukan bukan terhadap sesam manusia, tetapi permohonan kepada Rajanya para raja. Seorang bawahan jika menghadap raja, ia menata sikapnya sebaik mungkin. Berjalan berjongkok, bahkan beringsut. Cara bicaranya diatur jangan sampai keliru. Sikapnya sangat hati – hati, jangan sampai membuat raja merasa tidak senang. Ia benar – benar menunjukan kehambaannya sebagai orang yang ta berarti. Jika mengajukan permohonan, maka tidak memaksa kehendaknya. Dikabulkan atau tidak itu urusan raja. Namun dalam hati digantungkan harapan, semoga permohonanNya diluluskan. Jika diluluskan, ia keluar istana dengan senang hati, tetapi tidak berbangga hati. Ia tida pernah berkata kepada orang – orang diluar istana bahwa permohonan raja itu atas kehendaknya. Tetapi terkabulnya permohonan itu karena kehendak raja.

Lalu bagaimana sikap kita dalam berdoa? Sesungguhnya Allah lebih pemurah dari raja dunia. Karena maha pemurah, maka tak ada halangan bagiNya untuk mengabulkan doa hamba-hambanya. Hanya saja , kapan doa itu dibalas dengan rahmat. Waktunya terserah Allah. Sebab dia yang punya hak untuk itu.

Seringkali manusia mengeluh, sampai – sampai dia berani menyalahkan Tuhannya. Ini merasa doanya tidak dikabulkan. Ia sudah lelah berdoa, tetapi belum juga ada perubahan bagi nasinya. Orang – orang semacam ini tidak berbaik sangka kepada Allah Swt. Jika ia berbaik sangka, tentu hatinya akan yakin bahwa Allah membalas doanya. Hanya saja balasan itu tidak secepat yang dia harapkan, karena Allah jua yang berkehenda memilih waktunya yang tepat.

Jika doa terkabul dalam waktu yang tepat sesuai harapan, maka janganlah mengira bahwa rahmat itu karena doa kita. Jangan menyangka karena kita dekat dengan Allah dan merasa setiap ucapan dikabulkan. Sama sekali tidak! Rahmat dan pemberiaNya bukan karena kehendak doa kita. Jika karena doa kemudian Allah menuruti kemauan hambanya, maka dimanakah letak kekuassan Allah. Jika demikian Allah bisa diatur sekehendak hambanya.

Oleh karena itu sesungguhnya yang kita lakukan hanyalah berdoa. Karena berdoa adalah kebutuhan sebagai sarana untuk menyandarkan diri kepada kekuasaanNya. Masalah dikabulkan atau tidak itu menjadi urusan Allah Swt. Jika dikabulkan bukan berarti Allah menurutu kehendak hambanya, jika pemahaman ini direnungkan, maka kita tak akan berputus asa dalam berdoa.

Sesungguhnya berdoa itu merupakan bagian dari ibadah. Setiap kita butuh apa saja, hendaknya bersandar hanya kepada Allah dengan hati berpengharapan. Dengan hati yang berprasangka baik kepadanya. Jangan lalu berputus asa manakala doa belum terkabul. Yakinlah dalam hati, setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah Swt. Bukankah dia sudah berjanji seperti dalam surat Albaqoroh ayat 186 :

”Dan jika hambaku bertanya tentang aku, maka (katakanlah) bahwa aku sangat dekat dengannya. Aku mengabulkan permintaan orang yang meminta. Jika ia mau berdoa kepada ku. Hendaklah meraka memenuhi kehendaKu, dan beriman kepadaKu, agar mereka senatiasa berada dalam kebenaran.”

Surat Al-Mukmin 60

”Berdoalah KepadaKu, Pasti Akan Kukabulkan”

Seandainya orang berdoa tahu bahwa terkabulnya doa dipilih Allah saaat diakhirat, maka itu lebih baik daripada diberikan di dunia. Sebab nilai rahmat di akhirat lebih besar dibandingkan nilai rahmat didunia.

Hendaknya kita bersyukur, karena sesuatu yang ditentukan dan dipilih Allah adalah sebaik – baik pilihan buat kita. Meskipun kadang –kadang kita menilai bahwa sesuatu yang kita terima ini tidak menyenangkan. Namun sesungguhnya dibalik ketidaktahuan kita itu tersimpan hikmah yang sangat besar.

Marilah kita renungkan firmanNya dalam surat Al – Baqoroh ayat 216 :

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu yang kamu benci itu baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu, padahal sebenarnya sesuatu yang kamu cintai itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Rosulullah juga menegaskan dalam sabdanya :

”Tidak seorangpun yang berdoa melainkan allah pasti akan mengabulkan doanya, atau dihindarkan bahaya padanya atau diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang menjerumus pada dosa memutus hubungan sanak famili.”

Sekarang yang perlu dilakukan oleh seorang hamba adalah berdoa, bergantung dan yakin pada cara – cara yang sempurna dari Allah. Karena Dia mengetahui keadaan hambanya sebenar – benarnya.

KERAGU-RAGUAN HANYA MENGOTORI MATA HATI DAN MENGGELAPKAN INDERA KEENAM

”Jangan sekali – kali meragukan janji Allah yang waktunya sudah pasti datang, namun belum datang jua. Agar keragu-raguan itu tidak mengotori mata hatimu dan memadamkan cahaya nuranimu”

sesungguhnya janji Allah itu benar. Dia tidak pernah ingkar janji kepada makhluknya. Meskipun manusia itu ingkar kepadanya, durhaka dan berbuat dosa, tetapi Dia tidak pernah mengubah rahmatNya. Sebab Allah meha pemurah dan bijaksana.

Kebanyakan orang menatap liku – liku kehidupan dan berbagai macam keadaan ini hanya dari mata kepalanya. Bukan dengan mata hatinya. Lalu timbul keluhan, mengapa orang yang durhaka, tetapi nasibnya baik dan beruntung. Sedangkan orang yang taat tampaknya hidup serba susah. Lalu terjadi kebimbangan dihati sehingga menganggap Allah tidak menyayangi orang yang taat tetapi justru memberi rahmat orang yang durhaka.

Dalam melihat sesuartu hendaknya engkau juga menggunakan mata hatimu. Sesungguhnya jika kita melihat dengan mata batin, maka akan tahu bahwa sesungguhnya Allah itu maha adil dan bijaksana. Jangan menyamakan Allah dengan manusia. Karena Allah maha penyabar, ia tidak akan mengubah takdirNya. Sekalipun terhadap orang – orang yang membangkang.

Oleh karena itu hendaknya kita menanamkan keyakinan dalam hati bahwa Allah selalu baik kepada hambaNya. Lebih – lebih kepada hamba yang taat, yang shalih, yang sopan dan beriman. Doa kita pasti di kabulkan. Karena Allah tak pernah ingkar janji.

SesungguhNya apa yang dijanjikan Allah pasti datang. Hanya saja kadang-kadang tidak secepat harapan. Jika ragu – ragu terhadap janji Allah, maka keraguan itu dapat membutakan mata hati dan menutup ketajaman indra ke enam.

Senin, 05 Mei 2008

ALLAH TIDAK DAPAT DIPANDANG DENGAN MATA KEPALAv

“Diantara tanda – tanda yang menunjukan kepadamu akan adanya kekuasaan Allah yang maha suci dan maha tinggi adalah Dia dapat menghalangimu dari melihat kepadaNya dengan apa yang tidak wujud bersamaNya.”

Jika kita telah mempelajari ilmu ma’rifat, kemudian dapat bergikir sehingga mampu menelaah kegaiban (di balik kehendak Allah atas diri kita), mampu menunaikan ibadah,beramal shalih dan memelihara hati dari kotoran – kotoran yang tercelah, maka hendaklah berhenti sampai disitu. Janganlah kita berharap yang lebih tinggi lagi, yaitu melihat Allah dengan mata kepala. Itu Tidak Mungkin. Justru dapat merusak Akidah saja.

Tujuan mempelajari limu ma’rifat bukan untuk melihat Allah dengan mata telanjang. Tetapi untuk menjernihkan hati dan menajamkan indera keenam, sehingga mamapu menang kap yang tersirat dari yang tersurat.

Kadang – kadang orang menempuh jalan ma’rifat kemudian mengaku dapat melihat Dzat Allah. Itu omong kosong, sesungguhnyayang tampak bukanlah wajah Allah, melainkan ilusi – ilusi yang mempermainkan fikirannya kemudian mempengaruhi pandangan matanya.

Apabila menempuh amal ma’rifar dan ilmu tasauf hendaknya seseorang memasang niat, bahwa dirimu inging mengabdi pada Allah karena kecintaannya.

Sadarilah bahwa godaa para auliya itu sungguhluar biasa banyaknya.tipuan- tipuan dan jebakan setan selalu mengintai,mulai dari yang sederhana sampai dalam bentuk yang benar – benar halus. Jangan mengira kerena amal yang kita lakukan dapat menjadi penyebab utama dibukakan hijab sihingga dapat melihat Allah.

Jangan pula tertipu oleh orang – orang yang berlagak sebagai sufi dan ma’rifat, lalu ia melakukan amalan – amalan yang berlabihan, kemudian mengaku bisa berhubungan langsung dengan Allah, itu omong kosong kita tertipu. Atau mungkin diri kita pernah merasapernah mengalami kejadian yang hebat, seakan – akan dapat berbicara dengan tuhan, maka hal itu merupakan tipuan setan. Manusia di dunia ini mustahil bisa melihat wajahnya Allah. Jangan kan manusia setingkat kita, nabi Muhammad saja tidak pernah melihat Dzat Allah. Nabi Musa As tersungkur manakala melihat tanda – tanda Dzat Allah. Padahal ditampakan kepadanya itu hanya kecil hanya sedikit.

Hijab Allah merupakan bukti kebesaran AllahSwt. Manusia bisa mengenal penciptaNya melalui pengamatan ciptaanNya; yakni alam sekitaar ini. Karenanya, Allah selalu mengetahui makhlukNya, dia selalu mengintai koita sekalipun manusia bersembunyi di lubang semut. Tetapi Allah yang karena kebesaranNya luar biasa sampai – sampai kita tak mampu meliht ”Bentuknya.”

Dalam alquran diterangkan :

”Dia yang paling awal dan yang paling akhir. Yang paling dilahir dan paling batin. Dan dia yang maha mengetahui segala sesuatu. ( Qs. Al Hadid 3 )

Jika Manusia mengaku dapat melihat Dzat Allah, maka sesungguhnya itu terjebak dalam khayalan. Padahal Allah tidak bisa dibayangkan atau dikhayalkan dengan sesuatu. “Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Nya, dan dia yang maha mendengar lagi maha melihat ( Qs. Asy Syuura 7).