Rabu, 23 April 2008

JIWA YANG TENANG

“kengankanlah jiwamu dari urusan duniawi, sebab apa yang telah dijanjikan Allah, janganlah kamu turut memikirkannya.”

Kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was- was, selalu mengkhawatirkan kejadian – kejadian “tidak enak” yang akan menimpa.

Orang tidak tenang karena membuang – buang energi untuk mencemaskan apa yang akna terjadi esok hari, lusa, setahun kemudian atau masa depannya. Ketakutan itu akrena takut nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian “Buruk” yang dikhawatirkan itu belum tentu dialaminya.

Orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada surat Ath Thalaq ayat 3 :

“ barang siapa yang mau bertawaqal ( Berserah diri ) kepada Allah, pasti dia akan mencukupu kebutuhannya.”

Dengan begitu ia tidak sibuk mengurusi urusan allah yang dia sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar – benar terjadi atau tidak pada dirinya.

Jika sebagai hamba kemudian kita ikut intervensi urusan Allah, maka tentu hal itu merupakan sikap yang tidak tahu diri. Yang demikian merupakan sikap yang tidak sopan.

Sebagai seorang hamba haruslah percaya sepenuh jiwa bahwa dia yang menetapkan cara dan sarana penghidupan untuk memenuhi makhluknya.

Bukankah Rosullullah pernah bersabda :

”Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, pasti kamu akan mendapati rejeki seperti rejekinya burung yang ketika pagi meninggalkan sarang perutnya kososng, ketika sore hari pulang ke sarang perutnya penuh.”

(HR. At Turmidzi)

Oleh karan itu, kewajibanya kita adalah mengikuti kehendak Allah dengan senang dan dengan itikad yang baik. Khusyuklah dalam menjhalankan ibadah secara benar. Jadilah hamba yang baik, yang patuh dan tidak pernah sibuk memikirkan urusanNya.

Tidak ada komentar: